YOGI'S

cloud

Hasil

cloud
Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure

Laporan Pelaksanaan

Sehari sebelum hari bazar, kelompok kami memutuskan untuk menginap di rumah salah satu anggota, Aubrey, guna mempermudah persiapan sebelum pelaksanaan bazar. Lokasi rumah Aubrey yang strategis memungkinkan kami untuk lebih efisien dalam menyiapkan produk makanan dan minuman yang akan dijual. Selain itu, dengan menginap bersama, kami dapat menyusun strategi pemasaran, menata stok produk, serta memastikan seluruh perlengkapan booth telah siap. Keputusan ini juga membantu kami dalam menghemat waktu perjalanan ke sekolah, sehingga kami dapat tiba lebih awal untuk menyelesaikan persiapan di lokasi bazar.

Pada hari pelaksanaan, kami tiba di sekolah sekitar pukul 05.30 untuk melakukan persiapan akhir. Kehadiran lebih awal diperlukan karena booth kami belum sepenuhnya siap dan masih memerlukan beberapa penyesuaian pada dekorasi serta tata letak produk. Persiapan ini telah dimulai sejak pukul 03.00 di rumah Aubrey, di mana kami menyelesaikan elemen tampilan seperti pop-up kardus Yogi. Sesampainya di sekolah, kami segera menuju lokasi booth untuk mengatur properti, dekorasi, serta menata stok produk. Sehari sebelumnya, kami telah menyiapkan banner dari kardus sebagai penanda toko, namun pemasangannya dengan kawat pada grid display tidak cukup kuat. Akhirnya, kami memindahkan banner ke dinding belakang agar lebih stabil. Di tengah proses persiapan, kami sempat diminta kembali ke kelas untuk mengikuti pengarahan bersama guru sebelum akhirnya diperbolehkan kembali ke area bazar untuk menyelesaikan dekorasi dan menata booth.

Meskipun persiapan berlangsung dalam waktu yang terbatas, kami berhasil menyelesaikan seluruh pengaturan booth secara efisien. Produk makanan dan minuman yang telah kami siapkan sejak malam sebelumnya di rumah Aubrey menjadi keuntungan tersendiri, karena kami tidak perlu memasak di sekolah. Hal ini memungkinkan kami untuk lebih fokus dalam menata booth dan memastikan seluruh produk siap dijual. Beberapa anggota kelompok juga bertugas mengambil stok makanan dan minuman yang dikirim oleh orang tua guna memastikan ketersediaan produk sejak awal bazar tanpa perlu melalui proses pembuatan tambahan. Dengan strategi ini, kami dapat mengoptimalkan waktu persiapan dan memastikan kelancaran jalannya bazar.

Awalnya, guru telah menetapkan bahwa bazar akan dibuka secara resmi dan penjualan baru dapat dimulai pada pukul 11.00. Namun, pada saat jam istirahat pertama sekitar pukul 09.00, banyak siswa yang sudah mulai berdatangan dan tertarik membeli produk yang dijual, baik dari booth kami maupun booth peserta bazar lainnya. Melihat tingginya antusiasme tersebut, kami memutuskan untuk membuka booth lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. Suasana bazar semakin ramai dengan banyaknya siswa yang mengunjungi booth kelas 9, memenuhi lorong depan bangsal serta area aula, menciptakan suasana yang meriah.

Sekitar pukul 13.00, seluruh produk kami telah habis terjual. Setelah memastikan tidak ada lagi pelanggan yang datang, kami segera membereskan booth dengan mengemas seluruh perlengkapan ke dalam tempat penyimpanan serta membersihkan area booth agar kembali rapi. Kami bekerja sama dalam merapikan dekorasi, melipat properti, serta membuang sampah yang tersisa agar area bazar tetap bersih dan tertata dengan baik. Dengan selesainya seluruh rangkaian acara, kami merasa puas dan bangga atas kerja keras yang telah dilakukan dalam persiapan dan pelaksanaan bazar ini.

Laporan Keuangan

Statistik Penjualan

Diagram Satistik
Diagram Satistik
Diagram Satistik
Diagram Satistik
Diagram Satistik
Diagram Satistik

Laporan PPKn

1. Gagasan Produk Unik dan Menarik Tote Bag Nusantara adalah produk yang menonjolkan karakter khas toko dengan latar belakang keberagaman budaya Indonesia. Produk ini merupakan hasil kolaborasi mata pelajaran PPKn dan Kesenian yang menggabungkan nilai kebangsaan dengan kreativitas seni. Berukuran 30 cm x 40 cm, tote bag ini memiliki desain cerah bergaya kartun retro dengan tulisan "Rukun Karo Liane" yang melambangkan keharmonisan dalam perbedaan. Sebagai ciri khas, bagian belakang tote bag dilengkapi dengan kantong batik bermotif mega mendung dari Cirebon, Jawa Barat, yang mencerminkan akulturasi budaya Indonesia dan Tiongkok. Motif ini melambangkan harapan akan kesuburan dan kemakmuran, sementara bentuk awan dalam budaya Tiongkok melambangkan nirwana sebagai simbol dunia yang besar dan abadi. Kantong batik ini tersedia secara eksklusif untuk pembelian pre-order, memberikan nilai tambah bagi peminat yang menginginkan produk dengan sentuhan budaya khas. Dengan desain yang unik, penuh warna, dan sarat makna, Tote Bag Nusantara tidak hanya berfungsi sebagai barang fungsional, tetapi juga sebagai simbol apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia. Produk ini diharapkan dapat meningkatkan rasa bangga terhadap budaya bangsa serta menginspirasi masyarakat untuk menghormati dan merayakan perbedaan.

2. Pembagian Tugas yang Jelas dan Adil dalam Proses Pembuatan Dalam proses pembuatan Tote Bag Nusantara, pembagian tugas dilakukan secara adil untuk memastikan seluruh anggota kelompok berkontribusi secara optimal. Amaria bertanggung jawab sebagai ilustrator utama yang mengembangkan desain menggunakan aplikasi Procreate, sementara Aubrey berperan dalam memberikan ide-ide kreatif yang memperkaya visualisasi desain. Fathia dan Sinta menangani persiapan bahan tote bag, termasuk menyetrika kain viselin pada batik dan menjahit aplikasi kantong batik menggunakan teknik tusuk feston. Perlita dan Natasha berfokus pada pengembangan cerita sebagai pelengkap produk, mulai dari penulisan narasi hingga tata letak dan pencetakan cerita pendek. Setiap anggota kelompok berkomunikasi secara efektif untuk mendiskusikan ide, memecahkan kendala, dan memastikan setiap tahap pengerjaan berjalan sesuai rencana. Dengan kerja sama yang solid, Tote Bag Nusantara berhasil diwujudkan sebagai produk yang tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai keberagaman budaya Indonesia.

3. Produk Sesuai Tema Kebudayaan, Toleransi, dan Tenggang Rasa Gagasan produk ini berawal dari tugas mata pelajaran PPKn untuk menciptakan produk yang mencerminkan toleransi dalam keberagaman budaya Indonesia. Tote bag ini mengangkat nilai persatuan dan kerja sama di tengah keberagaman budaya bangsa. Karakter-karakter Yogi’s Treasure merepresentasikan hewan khas dari berbagai pulau besar di Indonesia, seperti Yogi dari Yogyakarta, Tara dari Sumatera, Anton dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Tania dari Kalimantan, dan Beni dari Banten, yang masing-masing mengenakan pakaian adat sebagai simbol kekayaan budaya. Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang budaya, ras, agama, dan tradisi yang berbeda, mereka tetap berteman dan hidup berdampingan dengan harmonis. Pesan ini mencerminkan nilai-nilai toleransi yang penting dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Dengan menunjukkan keakraban antar karakter, desain tote bag ini juga mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk menjalin persahabatan dan membangun hubungan yang harmonis.

4. Produk Berkualitas dan Sesuai Rencana Pada tahap awal, kami membeli tote bag polos tanpa desain untuk latihan praktik di sekolah sambil menyelesaikan desain dan mencari vendor yang sesuai. Saat penilaian praktik Kesenian, kami melakukan uji coba menjahit kantong batik ke tote bag polos dengan hasil memuaskan. Kendala muncul ketika vendor pertama tidak merespons; namun, kami segera mencari vendor pengganti untuk memastikan produksi tetap berjalan lancar. Setelah memastikan desain akhir dan menemukan vendor baru, kami memesan satu tote bag untuk uji coba sambil mencari kain batik yang cocok. Proses pengerjaan dimulai dengan memotong kain batik menjadi ukuran 20 cm x 20 cm, menyetrika kain viselin agar lebih kokoh, serta melakukan obras dan jahitan kecil agar hasilnya rapi dan tahan lama. Setelah tote bag tiba, kami menjahit aplikasi kain batik menggunakan teknik tusuk feston. Meskipun memakan waktu cukup lama, proses ini dilakukan dengan cermat untuk menjaga kualitas produk akhir. Berkat kerja keras seluruh anggota kelompok serta koordinasi yang baik di setiap tahap pengerjaan, seluruh tote bag berhasil diselesaikan tepat waktu untuk bazar. Produk akhir tidak hanya memenuhi kriteria estetika, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebudayaan lokal serta pesan toleransi dalam keberagaman. Dengan produk ini, kami berharap pesan toleransi dan persatuan dapat tersampaikan dengan lebih luas melalui media yang kreatif dan fungsional.

Proses Pembuatan

Refleksi Agama

Cita-cita memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu, karena memberikan arah, motivasi, serta tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan. Dengan memiliki cita-cita, seseorang dapat lebih terfokus dalam mengembangkan potensi diri serta berupaya mencapai hal-hal yang lebih baik. Sebaliknya, tanpa adanya cita-cita, seseorang berisiko kehilangan motivasi dan tujuan hidup. Selain itu, cita-cita juga berperan dalam membentuk karakter individu, seperti kedisiplinan, kerja keras, dan ketekunan. Sebagai contoh, seseorang yang bercita-cita menjadi dokter akan lebih giat dalam belajar serta mengasah keterampilan medisnya sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menetapkan cita-cita serta merencanakan langkah-langkah konkret dalam mewujudkannya.

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan bazar dan penampilan kelompok, terdapat lima upaya konkret yang dapat dilakukan dalam mencapai cita-cita. Pertama, kerja sama dalam tim merupakan aspek krusial dalam mencapai tujuan bersama, sebagaimana yang telah diterapkan dalam persiapan bazar dan pertunjukan. Kedua, perencanaan yang matang menjadi kunci keberhasilan, karena tanpa rencana yang jelas, suatu usaha dapat berjalan secara tidak efektif. Ketiga, ketekunan dan disiplin dalam menjalankan tugas berperan dalam meningkatkan keterampilan serta memastikan seluruh persiapan berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Keempat, evaluasi terhadap hasil kerja sangat diperlukan agar kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dan dijadikan sebagai pembelajaran ke depannya. Kelima, keberanian dalam menghadapi tantangan dan mencoba hal-hal baru, seperti yang dilakukan dalam persiapan dan pelaksanaan pertunjukan di depan khalayak luas, merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan. Dari pengalaman bazar ini, dapat disimpulkan bahwa setiap usaha memiliki tantangan tersendiri, namun dengan strategi yang baik, kerja sama yang solid, serta semangat pantang menyerah, tujuan dapat tercapai dengan optimal.

Kitab Suci juga menekankan pentingnya merencanakan masa depan dengan baik. Dalam 1 Korintus 9:24, Rasul Paulus menuliskan bahwa dalam perlombaan, semua peserta berlari, tetapi hanya satu yang memperoleh hadiah; oleh karena itu, manusia harus berlari sedemikian rupa agar dapat memperolehnya. Hal ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan, seseorang harus berusaha secara maksimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Roma 12:11, disebutkan bahwa seseorang harus selalu bersemangat dan tidak boleh malas dalam bekerja, yang menegaskan bahwa kerja keras serta dedikasi merupakan aspek krusial dalam mencapai cita-cita. Sementara itu, Filipi 3:13-14 mengajarkan bahwa manusia hendaknya terus maju dan tidak terikat pada masa lalu, tetapi berfokus pada tujuan yang ingin dicapai. Ajaran ini mengingatkan bahwa dalam menghadapi berbagai tantangan, seseorang harus tetap berusaha dan tidak mudah menyerah. Kelompok kami tidak hanya berfokus pada keberhasilan penjualan dalam bazar, tetapi juga berupaya memberikan kontribusi sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap kelompok kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD). KLMTD merupakan kelompok masyarakat yang berada dalam kondisi kurang beruntung secara ekonomi, sosial, maupun fisik, sehingga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Sebagai wujud kepedulian, kami menyisihkan sebagian keuntungan dari hasil bazar dan mendonasikannya kepada Panti Asuhan Pondok Kasih Agape.

Dari hasil penjualan, kelompok kami menyumbangkan dana sebesar Rp200.000,00, bersama dengan lima kelompok lain di kelas IX-5, sehingga terkumpul total Rp1.200.000,00. Dana tersebut tidak diberikan dalam bentuk tunai, melainkan dialokasikan untuk membeli berbagai kebutuhan pokok bagi Panti Asuhan Pondok Kasih Agape, seperti beras, popok bayi, teh, gula, serta barang esensial lainnya yang mendukung kebutuhan sehari-hari penghuni panti. Pemilihan barang dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan prioritas panti agar donasi yang diberikan dapat dimanfaatkan secara optimal. Setelah seluruh barang terkumpul, kami menyerahkannya secara langsung kepada pihak panti sebagai wujud kepedulian sosial serta upaya mendukung kesejahteraan anak-anak yang tinggal di sana.

Kegiatan donasi ini tidak hanya bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi kami dalam memahami arti kepedulian sosial. Kami belajar bahwa keberhasilan sebuah usaha tidak hanya diukur dari keuntungan materi, tetapi juga dari seberapa besar dampak positif yang dapat diberikan kepada orang lain. Selain itu, tindakan berbagi ini juga sejalan dengan ajaran Kitab Suci yang menekankan pentingnya membantu sesama dengan tulus. Dengan langkah kecil ini, kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk turut serta dalam berbagi dan membangun masyarakat yang lebih peduli serta saling membantu.

Motivasi utama dalam melaksanakan kegiatan donasi ini adalah kesadaran bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab sosial terhadap sesama, khususnya bagi mereka yang berada dalam kondisi kurang beruntung. Selain itu, kelompok kami juga terinspirasi oleh ajaran kasih dalam Kitab Suci yang menekankan pentingnya membantu sesama dengan penuh ketulusan. Dengan berbagi hasil usaha yang telah dilakukan, tidak hanya pengalaman dalam berbisnis dan bekerja sama dalam tim yang diperoleh, tetapi juga kebahagiaan karena dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Diharapkan, dengan langkah kecil ini, kelompok kami dapat turut berkontribusi dalam membangun lingkungan yang lebih peduli dan saling membantu, serta menginspirasi individu lain untuk melakukan hal serupa.