YOGI'S

cloud

PENDAHULUAN

cloud
Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure - Yogi's Treasure

ABSTRACT

As part of our 9th-grade end-of-year project, we were tasked with preparing a shop (bazaar) and a performance by January, both crucial to our final grades. This abstract aims to recap and re-examine the months of preparation that led to its successful execution.

Our initial meetings focused on developing a shop concept based on the given theme, Nusantara. After brainstorming, a Yogya-inspired theme was decided upon, based on our nostalgic experiences during live-in, featuring a perkutut bird as our mascot and a retro cartoonish aesthetic hence, Yogi's Treasure was created.

With the concept established, our focus was shifted to product selection, prioritizing traditional Indonesian cuisine such as Risol, Nasi Goreng, and Cendol, along with Indonesian-themed products like tote bags and stickers. Out of all, our Biotech product had to be approved by our teacher, making it the most time-consuming decision.

Then, as a part of our execution, test-products were made. Meetings were held at a team member's house to refine our products before mass production. After successful test-products were achieved, a pre-order was opened in mid-December, securing over 40 customers. While this was a positive outcome, an increase in workload was experienced significantly.

So, in early January, weeks were dedicated to fulfilling pre-orders, preparing on-the-spot products, and decorating our booth. Unfortunately, multiple problems were run into just days before the bazaar. Our candles came out weirdly shaped, our pre-order packages were unfinished, and our booth decorations weren't done as well. As a result, more time was spent refining our 'bad' products, ensuring all pre-orders were delivered on time, and handling other mishaps that happened. As the date of the bazaar approached, stress intensified.

However, on January 16th, our booth was opened to great success, attracting numerous customers and nearly selling out our stock. With great success, behind it was a lot of labor and work put into it. Multiple unwanted mishaps happened, such as our photo booth frame repeatedly being slammed onto the stone field by the wind, a hectic crowd, and moments of desperation for customers. So, our booth was continuously fixed, turns were taken handling the stall, and advertisements were actively spread through the hallway. After months of planning and effort, the event was concluded, which to me, was a highly rewarding experience.

I was able to learn the importance of teamwork and staying strong even though unfortunate things happen. Although we experienced challenges, had a lot of changes, and a lot of work to be done in just a few days, I learned that with teamwork and pushing each other, a successful shop was achieved while making a lot of new friends.

Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0, dunia pendidikan menghadapi tantangan besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan komprehensif dan mampu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perubahan yang begitu cepat menuntut sistem pendidikan untuk terus berinovasi agar mampu menghasilkan individu yang berkualitas dan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Sistem pendidikan tradisional yang cenderung terfragmentasi sering kali membuat siswa kesulitan menghubungkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu dalam penerapan di kehidupan nyata. Oleh karena itu, muncul pendekatan Integrated Learning atau pembelajaran terintegrasi sebagai solusi inovatif dalam dunia pendidikan.

Integrated Learning merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan berbagai mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Kesenian, dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memahami keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan secara lebih bermakna. Selain itu, metode ini juga membantu dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern. Metode pembelajaran terintegrasi dapat diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti proyek berbasis masalah (Problem-Based Learning), pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), dan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics).

Salah satu contoh penerapan konsep ini adalah acara bazar dan pentas seni bertema "Puspa Nusa" yang diselenggarakan oleh SMP Santa Ursula Jakarta pada 16 Januari 2025. Acara ini telah dipersiapkan selama enam bulan sebelumnya dan bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk bertemakan Indonesia yang dibuat oleh para siswi. Selama acara berlangsung, para tamu undangan, termasuk orang tua siswa serta perwakilan dari SMPN 40 Dan CC, dapat menikmati berbagai macam produk yang dijual, mulai dari makanan, pakaian, aksesori, hingga kerajinan tangan. Bazar ini semakin meriah dengan pertunjukan seni dari seluruh kelas sembilan secara bergilir. Masing-masing kelompok dari setiap kelas menampilkan dua pertunjukan: senam irama dan sebuah drama singkat yang mengandung makna mendalam.

Kesuksesan bazar dan pentas seni ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni dan kreativitas tetapi juga memberikan pengalaman nyata dan menyenangkan bagi penjual maupun pengunjung. Dengan demikian, acara ini mencerminkan penerapan pembelajaran terintegrasi yang efektif dalam konteks pendidikan modern. Melalui pendekatan Integrated Learning seperti yang diterapkan dalam acara "Puspa Nusa", kita dapat melihat bagaimana inovasi pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan zaman. Dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dan keterampilan praktis ke dalam pengalaman belajar, kita berkontribusi pada pengembangan individu yang berkualitas di masa depan.

Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah ada, maka proyek ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Mengembangkan keterampilan siswi dalam berwirausaha, meliputi kemampuan manajemen, pemasaran, dan keuangan, serta memperkenalkan produk-produk lokal bertemakan budaya Indonesia melalui bazar Puspa Nusa.
  2. Meningkatkan kreativitas dan kepercayaan diri siswi melalui pertunjukan pentas seni yang menampilkan berbagai bentuk ekspresi seni, seperti tari tradisional, musik daerah, dan drama yang menggambarkan cerita rakyat Indonesia.
  3. Mengaplikasikan konsep pembelajaran terintegrasi dengan menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam satu proyek nyata yang bermanfaat bagi masyarakat sekolah dan meningkatkan hubungan antar siswi, guru, dan orang tua.

Manfaat

Berdasarkan tujuan proyek yang telah ada, maka proyek ini memiliki manfaat sebagai berikut:

  1. Bagi siswi sekolah Proyek ini memberikan kesempatan bagi adik kelas untuk belajar dari kakak kelas dalam hal persiapan dan pelaksanaan acara. Mereka juga dapat memahami dasar-dasar wirausaha dan seni yang dapat menjadi bekal untuk kegiatan serupa di masa depan. Sementara itu, kakak kelas dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian dengan berkontribusi dalam membeli produk yang dijual oleh adik kelas, sehingga turut membantu kesuksesan acara.
  2. Bagi pihak sekolah Proyek ini dapat menjadi sarana pembelajaran inovatif yang menghubungkan teori dengan praktik nyata. Dengan adanya kegiatan ini, sekolah dapat memperkuat citranya sebagai institusi yang mendukung pendidikan berbasis pembelajaran terintegrasi. Selain itu, proyek ini juga dapat memotivasi guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif dalam proses belajar mengajar.
  3. Bagi pihak lain Proyek ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah-sekolah tamu undangan, seperti SMPN 4 dan Canisius College, dalam memperoleh inspirasi untuk menerapkan pembelajaran terintegrasi berbasis proyek dan seni di institusi mereka. Orang tua yang hadir juga dapat menyaksikan perkembangan anak dalam aspek kewirausahaan, seni, dan kerja sama tim, sekaligus menikmati hiburan dari pentas seni serta mengenal lebih dalam mengenai budaya Indonesia melalui produk-produk bazar.
  4. Bagi pelaksana Dengan diadakannya proyek ini, memberikan kesempatan bagi pelaksana untuk meningkatkan keterampilan dalam perencanaan, manajemen acara dan keuangan, serta koordinasi tim. Selain itu, mereka dapat melatih kepemimpinan, cara berkomunikasi, dan kemampuan memecahkan masalah secara langsung di lapangan. Pengalaman nyata dalam kegiatan wirausaha dan pentas seni secara profesional akan menjadi nilai tambahan yang berharga bagi pelaksana di masa mendatang.